Prinsip ketujuh: Cara Bermuamalah dengan Negara

Termasuk prinsip yang telah dirancang Hasan Al-Banna adalah bagaimana jama'ah bermuamalah bersama negara. Prinsip yang diambil dari (golongan-gologan) partai- partai sebelumnya seperti partai Yasariyah, Rubiyah atau Rusiah atau selainnya.

Dalam mu'amalahnya dengan negara, Ikhwanul Muslimin menempuh jalan demonstrasi, mencari sebanyak mungkin dukungan dan membuat selebaran- selebaran. Termasuk dalam aturan khususnya sebagaimana yang disebut oleh Mahmud Abdul Halim dalam bukunya 'Ikhwanul Muslimin adalah perkara baru yang membuat sejarah' dan Mahmud Ash-Shabagh dalam bukunya 'Tanzim Khash' termasuk program penting mereka adalah mencetak dan menyebarluaskan selebaran-selebaran. Dalam aturan khususnya seorang anggota belajar dan mengajar membuat selebaran dan menyebarluaskannya di banyak tempat.

Demonstrasi bukan barang asing lagi bagi mereka. Biasannya mereka memulai gerakan unjuk rasa itu dari kampus-kampus. Dalam acara demonstrasi tersebut mereka membawa bahan peledak yang pernah menimbulkan korban dari pihak keamanan dan pelajar. Gerakan-gerakan semacam ini jelas tidak pernah diajarkan Nabi Shalallahu'alaihi wasallam dan para sahabatnya dalam agama, demikian juga mencari dukungan-dukungan.

Imam Ahmad bin Hambal pernah dipenjara oleh khalifah Al Makmun tetapi beliau tidak melakukan demonstrasi, mencari dukungan, atau melakukan kudeta. Ibnu Taymiyyah dipenjara dan mati dalam penjara tetapi muridnya, Ibnul Qoyyim, tidak mencari dukungan, membuat selebaran ataupun melancarkan kerusuhan-kerusuhan dan selainnya. Mereka hanya berdoa kepada Allah dengan cara yang baik. Berdoa dengan hikmah, meminta pertolongan-Nya dan agar diberi kemampuan memikul cobaan. Allah memberi petunjuk kepada yang Ia kehendaki dan menyesatkan siapa yang Ia kehendaki.

Allah Subhanahu wata'ala berfirman : artinya : 'Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu sebagaimana halnya orang- orang terdahulu sebelum kamu ? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, 'Bilakah datang pertolongan Allah?'. Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.' (Al-Baqoroh : 214)

Allah berfirman yang artinya : 'Alif laam miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan mengatakan :'Kami telah beriman', sedangkan mereka tidak diuji? ' (Al-Ankabut:1-2).

Allah berfirman yang artinya : 'Apakah kamu mungira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar' ( Ali Imran : 142).

Metode para Nabi adalah dengan cara mendidik dan mengajarkan kebaikan. Adapun demonstrasi dan mencari dukungan/perlindungan kepada selain-Nya dapat menimbulkan pembunuhan orang-orang baik dan kerusuhan-kerusahan. Hasan Al- Banna mempergunakan cara-cara ini semuanya dan peristiwa-peristiwa yang pernah dilakukan Hasan Al-Banna bisa dibaca dalam buku karya Mahmud Ash-Shabagh 'Tanzim Khash' karya Shalah Syadi ' Al-Hasha minal Umur' dan buku karya Ahmad Kamal ' Alkhutuut 'alal Huruf' Dalam buku-buku tersebut pembaca bisa menemukan bagaimana Ikhwanul Muslimin melakukan aksi-aksi kerusuhan bahkan sampai dengan perkara 'membunuh manusia yang lewat dengan cara digigit'.

Mahmud Ash-Shabagh berkata, cara-cara itu dilakukan dalam rangka mencapai sasaran dakwah (maslahat dakwah) walaupun dengan cara menggigit manusia yang lewat di jalan sampai mati. Kasus-kasus ini semuanya pernah dilakukan dalam perjuangan ala Hasan Al-Banna


(Ditulis oleh Syaikh Ayyid asy Syamari, pengajar di Makkah al Mukaramah, dalam rangka menjawab pertanyaan sebagian jama’ah Ahlusunnah wal Jama’ah asal Belanda tentang perbedaan Ikhwanul Muslimin, Quthbiyyah, Sururiyah dan Yayasan Ihya ut Turats. Penerbit Maktabah As-Sahab 2003. Judul asli Turkah Hasan Al Banna wa Ahammul Waritsin. Penerjemah Ustadz Ahmad Hamdani Ibnul Muslim.)

0 komentar:

Posting Komentar