Musthafa As-Siba’i

Dia adalah Pimpinan Umum Ikhwanul Muslimin di Syria. Ia menulis sebuah qashidah (bait-bait syair) di Raudhah, dekat mimbar Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam di Masjid Nabawi setelah Ashar pada tanggal 10 Muharram 1284 H, lalu membacanya di depan kubur Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam sebelum dan setelah haji :


Wahai pemandu orang yang berjalan menuju Ka’bah dan tanah Al-Haram
Dan menuju Thayyibah (Madinah) tuk mencari pimpinan seluruh umat
Jika upayamu untuk menuju Al-Mukhtar (Nabi) hanya sunnah
Maka upaya orang semacamku adalah wajib, menurut orang yang memiliki keinginan tinggi


Wahai tuanku, wahai kekasih Allah, aku datang
Ke hadapan pintumu tuk mengadukan rasa sakit dari penyakitku
Wahai tuanku, terus menerus penyakit itu berada di tubuhku
Karena begitu sakit aku tak pernah lalai dan tak pernah tidur

(diambil dari majalah Hadharatul Islam, edisi khusus bertepatan dengan kematian Musthafa As- Siba’i hal. 562-563)


Pembaca, anda lihat bagaimana ia mengadukan sakitnya kepada Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam dalam keadaan Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam telah wafat. Inikah tauhid? Bahkan inilah syirik akbar yang ditentang oleh Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam. Mengapa tidak ia adukan kepada Allah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu dan minta kesembuhan dari-Nya? Sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Ibrahim Alaihis Salam:


“Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku.” (Asy-Syu’ara`: 80)
Dalam bait-bait syair ini juga banyak terdapat penyelewengan. (lihat Al-Maurid Al- Adzb Az-Zulal hal. 172)


(Tulisan Al-Ustadz Qomar ZA, Lc Dengan Judul "Ahli Waris hasan Al Banna")

0 komentar:

Posting Komentar